Jelang Long Weekend di Akhir Bulan, Komoditas Pangan di Kota Kediri Terpantau Turun Harga
KEDIRI -POROSNEWS.CO
Mendekati momen libur panjang di akhir Januari 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melakukan monitoring harian harga barang kebutuhan di Pasar Setono Betek, Kamis (23/1/2025).
Kegiatan digelar untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fluktuasi harga kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Menurut Moh Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri, kegiatan rutin dilaksanakan dalam rangka memberikan laporan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai bahan pengambilan kebijakan, baik bagi pemerintah pusat maupun daerah.
“Monitoring harian ini kita lakukan untuk mengetahui perkembangan harga komoditas bahan pokok di pasar, serta menentukan langkah-langkah intervensi apabila diperlukan,” jelasnya.
Menurut hasil pemantauan yang dilakukan Tim Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Kediri, harga pangan di Kota Kediri dalam kondisi stabil bahkan tidak terjadi kenaikan harga, kecuali cabai merah besar.
“Meski demikian masih terdapat tiga komoditas yang dalam status waspada, yaitu: minyakita, minyak goreng curah dan bawang putih bonggol,” terangnya.
Berikut ini beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga: daging ayam ras sebelumnya Rp 33.889 turun menjadi Rp.33.597 per kg, telur ayam ras sebelumnya Rp 24.801 menjadi Rp.24.636; bawang merah sebelumnya Rp 32.365 menjadi Rp 31.699; cabai merah keriting sebelumnya Rp 48.222 menjadi Rp 48.139; serta tomat sebelumnya Rp 11.500 menjadi Rp 10.667.
Sedangkan cabai merah besar mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 58.000 menjadi Rp 60.167 per kg.
Ridwan juga mengatakan pasokan komoditas menjelang momen libur panjang di akhir bulan Januari dalam kondisi aman. Guna menjaga stabilitas harga, pihaknya terus melakukan pemantauan terlebih saat awal tahun.
“Di awal-awal tahun komoditas hortikultura sering terjadi kenaikan harga, itu dari data catatan kami tahun-tahun sebelumnya selalu di awal tahun, kerena musim penghujan dibarengi musim tanam padi harga selalu naik karena pasokan berkurang,” ungkapnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, pihaknya terus melakukan pemantauan harga maupun pasokan untuk mengukur skala komoditas.
Selanjutnya, dari skala tersebut akan ditetapkan indikator apakah komoditas dalam kondisi aman atau waspada bahkan intervensi.
Di samping upaya tersebut, Gerakan Pangan Murah juga akan dilakukan dengan mempertimbangkan periode waktu, misalnya saat menjelang hari raya keagamaan.
“Kalau momen Isra’ Mi’raj dan Imlek yang sebentar lagi akan datang itu tidak memberikan dampak kenaikan harga yang signifikan,” ujarnya.
Ridwan berharap informasi yang disajikan Pemkot Kediri dapat bermanfaat bagi masyarakat agar masyarakat dapat mempertimbangkan dalam berbelanja sehingga tidak terjadi panic buying.(dim)