Jembatan Brantas Lama Kediri, Jembatan Besi Pertama di Indonesia Berusia 155 tahun.
KEDIRI – POROSNEWS.CO
Pada tanggal 18 Maret 2024, Jembatan Brantas Lama, Kota Kediri akan berusia 155 tahun.
Jembatan yang memiliki panjang 160 meter, lebar 5,8 meter dan dan ketinggian dari permukaan air yang mencapai 7,50 meter serta melintang di atas Sungai Brantas tersebut, mulai dioperasikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 18 Maret 1869.
Budayawan dan pemerhati sejarah di Kediri, Imam Mubarok, menyebut jembatan lama ini merupakan jembatan besi pertama di Indonesia dan memiliki sejarah yang luar biasa.
“Jembatan Lama Kota Kediri ini dioperasikan dan digunakan sebagai jembatan ‘Groote Postweg’ (Jalan Raya) oleh Kolonial Belanda pada tanggal 18 Maret 1869, sehingga pada tanggal 18 Maret 2024 ini, telah berusia 155,” ujarnya.
Meski sudah tua, lanjut Imam, jembatan ini hingga sekarang masih berdiri cukup kokoh. Jembatan ini sebenarnya masih bisa dimanfaatkan untuk pejalan kaki atau kendaraan tanpa mesin.
Namun demi kelestarian jembatan itu, saat ini telah ditutup total.
Menurut dia, jembatan yang kala itu bernama Brug Over Den Brantas te Kediri merupakan karya besar dan sejarah bagi masyarakat Kota Kediri karena jembatan ini menggunakan konstruksi besi pertama di Indonesia bahkan dunia.
Jembatan ini, lanjutnya, merupakan satu-satunya cagar budaya yang mendapatkan peringkat nasional berdasarkan keputusan Mendikbudristek RI tahun 2022 lalu.
“Jembatan ini adalah jembatan konstruksi besi pertama di Indonesia karya Insinyur Sytze Westerbaan Muurling. Jembatan ini merupakan jembatan yang sejarahnya lebih tua dari Jembatan Brooklyn di Manhattan City, Amerika,” tuturnya.
Jembatan Brooklyn rampung dibangun pada tahun 1883, menghubungkan Manhattan dan Brooklyn di Kota New York, membentang di atas Sungai East.
Sementara Jembatan Lama Kediri resmi dibuka untuk publik sejak tanggal 18 Maret 1869. Jembatan ini menghubungkan Jalan Raya Pos Surabaya-Madiun alias De Groot Postweg, menyeberangi derasnya arus sungai Brantas waktu itu.
Karena Jembatan Lama merupakan satu-satunya cagar budaya tingkat nasional di Kediri kota maupun kabupaten, lanjut dia lagi, maka pengawasan Jembatan ini dibawah pengawasan langsung Dirjen Kebudayaan dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11 Jawa Timur.
“Kami berharap kesadaran bersama untuk menjaga kelestarian Jembatan Lama sebagai warisan cagar budaya lebih ditingkatkan. Karena sesuai amanat Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, menjaga cagar budaya bukan tanggung jawab pemerintah daerah saja, tapi tanggung jawab kita semua,” tutupnya.
Jembatan besi ini sampai saat ini masih kokoh berdiri dengan gagahnya melintasi aliran deras Sungai Brantas, dan menjadi saksi bisu atas perjalanan panjang hampir 155 tahun. Bukan tanpa pengorbanan, Jembatan Lama Kediri didirikan dengan biaya fantastis sebesar 230.000 Gulden pada era pemerintahan Hindia Belanda. (yun/berbagai sumber).