Kementerian Ekraf dan RRI Luncurkan ‘Radio Masih Ada’, Bangkitkan Industri Radio di Tengah Arus Digital
JAKARTA – POROSNEWS.CO
Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) berkolaborasi dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) meluncurkan program ‘Radio Masih Ada’ sebagai upaya membangkitkan industri radio di tengah tantangan digitalisasi.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menegaskan radio tetap memiliki peran penting sebagai kanal strategis dalam mendistribusikan konten kreatif di berbagai daerah.
“‘Radio Masih Ada’ adalah upaya bersama untuk menghidupkan kembali semangat, memori, dan kedekatan yang hanya bisa dihadirkan oleh radio sebagai media. Tantangan digitalisasi bukan halangan, justru menjadi peluang bagi radio untuk berkolaborasi dan tumbuh bersama ekosistem digital serta industri kreatif yang terus berkembang di Indonesia,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam sambutan saat meluncurkan ‘Radio Masih Ada’ di lobi Autograph Tower Thamrin Nine, Jakarta, Senin (7 Juli 2025).
‘Radio Masih Ada’ merupakan program kolaborasi antara Kementerian Ekraf, LPP RRI, dan manajemen gedung Thamrin Nine sebagai tindak lanjut nyata dari MoU yang ditandatangani pada Maret 2025.
Lewat studio mini di lobi kantor, program ini menjadi media publikasi kebijakan Kementerian Ekraf sekaligus ruang kreatif bagi karyawan dan pengunjung untuk mencoba jadi penyiar dan berinteraksi langsung dengan audiens.
“Saat ini tengah dilakukan revisi terhadap Undang-Undang Penyiaran, yang di dalamnya memuat sejumlah kebijakan penting untuk mendukung perkembangan industri radio di Indonesia, termasuk terkait digitalisasi siaran terestrial radio. Ini merupakan langkah strategis yang perlu mendapat dukungan publik, agar industri radio tetap relevan, dibutuhkan oleh ekosistemnya, dan mampu tumbuh melalui kolaborasi dengan sektor ekonomi kreatif lainnya,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Sementara Direktur Utama RRI I Hendrasmo menyoroti pergeseran perilaku pendengar radio yang menunjukkan proses adaptasi radio menuju format digital yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebiasaan konsumsi media generasi saat ini. Hendrasmo meyakini radio belum ditinggalkan.
“Survei Goodstat menunjukkan bahwa 52 persen anak muda Indonesia masih mendengarkan radio setidaknya sekali dalam sebulan, dengan frekuensi terbanyak 2–4 hari sekali (14,6 persen). Sebanyak 48 persen mendengarkan melalui platform digital, sementara 52 persen lainnya masih menggunakan perangkat analog. Temuan ini membuktikan bahwa radio belum ditinggalkan—ia hanya tengah beradaptasi, mencari cara baru untuk menjangkau pendengarnya di era digital,” kata Hendrasmo.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf Agustini Rahayu menekankan bahwa program ini merupakan inisiatif yang berkelanjutan. Dia juga berterima kasih ke manajemen Thamrin Nine yang telah menyediakan ruang dan izin penggunaan ruang selama sepekan ke depan.
“Selanjutnya, program akan dipindahkan ke Chubb Square, yang juga masih berada di kompleks Thamrin Nine. Program ini tidak hanya hadir secara fisik melalui studio mini, tapi juga disiarkan secara langsung. Setiap hari Senin, pukul 12.00 hingga 13.00 WIB, talk show akan ditayangkan melalui Pro 2 RRI 105 FM. Siaran ini dibawakan oleh penyiar RRI bersama pegawai Kementerian Ekraf yang telah mendapatkan pelatihan penyiaran, sehingga dapat menyajikan konten siaran yang profesional dan berbasis ekonomi kreatif,” ucap Agustini Rahayu.
Dalam acara tersebut, grup musik Eclat turut memeriahkan acara dengan membawakan lagu ‘Belum Berakhir’ yang merepresentasikan semangat bahwa radio masih relevan dan terus bertahan di era digital.
Turut hadir mendampingi Menteri Ekraf Teuku Ekraf antara lain Wamen Ekraf Irene Umar, Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Dessy Ruhati, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, serta Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam.
Hadir pula Direktur Thamrin Nine Leonardo Ghazali, Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha Yonas Markus Tuhuleruw, Direktur Program dan Produksi RRI Mistam, serta Kepala Stasiun RRI Jakarta M Bugi Hidayat.(dim)