Lapas Kediri Memiliki Sarana Asimilasi dan Edukasi Bagi Warga Binaan Menjelang Bebas
KEDIRI -POROSNEWS.CO
Lapas Kelas IIA Kediri telah memiliki Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Kulon Kali (SAE Lakuli) yang memberikan pelatihan ketrampilan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Progam SAE Lakuli diperuntukkan bagi warga binaan yang akan bebas dari hukuman dengan diberi kesempatan menjalani program asimilasi. Setiap hari ada 11 warga binaan yang mengikuti kegiatan di SAE Lakuli.
Progam asimilasi ini bertujuan untuk mempersiapkan warga binaan pemasyarakatan kembali menjalani kehidupan di masyarakat pasca menjalani masa hukumannya di luar lapas.
Kepala Lapas Klas IIA Kediri, Urip Dharma Yoga menjelaskan, progam di SAE Lakuli mengajarkan warga binaan belajar ketrampilan seperti membuat tempe, mengelola pertanian dan beternak ikan dan kambing.
Lokasi SAE Lakuli berada di lahan seluas satu hektar yang dimanfaatkan menjadi sarana edukasi ketrampilan bagi warga binaan. Lokasi SAE Lakuli berada di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Warga binaan dengan penuh semangat mengikuti kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. “Semangat warga binaan dan petugas sangat baik karena kegiatannya menambah ketrampilan dan pengetahuan,” jelasnya.
Setiap hari 11 warga binaan pemasyarakatan dipekerjakan untuk membuat produk olahan tempe, beternak ikan dan kambing, menanam sayuran, pertukangan serta tempat pemotongan ayam.
“Kalau sekarang tanaman pertanian sayuran kangkung. Nanti kami tingkatkan lagi dengan menanam bawang merah yang harganya lebih mahal,” ungkapnya.
Dijelaskan Urip Dharma Yoga, syarat warga binaan yang bisa mengikuti kegiatan di SAE Lakuli seperti pemberkasan, jenis pidana dan pasal yang menjerat.
Selain itu warga binaan yang telah menjalani setengah dari masa hukuman pidana. “Tidak boleh yang dijerat dengan tindak pidana khusus seperti korupsi, ilegal logging, teroris dan narkoba,” jelasnya.
Yudi, salah satu warga binaan menjelaskan, banyak manfaat selama mengikuti program pembinaan di SAE Lakuli. Diantaranya belajar membuat tempe, pemeliharaan ikan dan penyembelihan ayam. “Kami dapat pengalaman kerja yang dapat kami manfaatkan setelah kami keluar,” jelasnya.
Rencananya setelah bebas nanti Yudi akan membuka usaha pembuatan tempe untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. “Setiap bulan saya juga mendapatkan upah premi dari mengikuti kegiatan ini,” jelasnya.
Sebelumnya Urip yang juga mantan Kalapas Wonogiri pernah sukses menyulap lahan tandus di sekitar lapas untuk lahan pertanian produktif yang menghasilkan pemasukan.(dim)