Manfaatkan Panas Matahari, Ponpes Wali Barokah Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Atap Bangunan
KEDIRI – POROSNEWS.CO
Di tengah panas terik matahari sejumlah pekerja terlihat mengepel permukaan panel solarsel yang terhampar di atap bangunan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah di Kelurahan Burengan, Kota Kediri.
Para pekerja yang dilibatkan dalam pembersihan semuanya menggunakan alat keselamatan dengan mengaitkan tali pengaman di bagian pinggang. Bekerja di ketinggian gedung lantai tiga cukup berisiko terkena paparan angin kencang dan terpeleset.
Mengingat posisi solarsel memang tidak rata dan menyesuaikan dengan kontur genteng atap bangunan dengan kemiringan sekitar 30 derajat.
Namun pekerja terampil itu cukup cekatan membersihkan panel solarsel dari kotoran dan debu yang melekat. Sehingga luasan panel solarsel yang berukuran 41 x 40 meter pembersihan dilakukan kurang dari satu jam.
Sejak Oktober 2018, Ponpes Wali Barokah Kota Kediri memang telah mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan memasang panel solarsel raksasa di atap bangunan sebagai salah satu alternatif pemasok energi listrik ramah lingkungan.
Sebelum ada PLTS, pondok mengoperasikan sejumlah genset atau pembangkit disel sebagai cadangan jika ada gangguan pasokan listrik dari PLN. Operasional mesin disel ini selain bising juga sangat besar konsumsi bahan bakar solar serta menimbulkan polusi suara dan udara.
Pemanfaatan energi listrik tenaga surya yang ramah lingkungan ini memang dibutuhkan anggaran biaya yang besar. Namun biaya tersebut bakal kembali modal dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Selain itu perawatannya juga tidak sulit dan cukup mudah dilakukan dengan upaya training beberapa hari sehingga petugas teknisi bekerja sesuai dengan standar operational prosedur.
PLTS Ponpes Wali Barokah jika beroperasi penuh mampu menghasilkan listrik 521.000 KWh. Energi listrik baru terbarukan ini mengandalkan panas terik matahari di siang hari. Semakin panas energi yang dihasilkan semakin besar.
Menurut Ketua Tim Engineer PLTS Ponpes Wali Barokah Ir Horisworo, PLTS yang dikelolanya sejauh ini merupakan PLTS yang terbesar di luar milik pemerintah atau badan negara.
“Kapasitasnya mencapai 1.066.000 watt pic satuan solar panel atau setara dengan 220.000 watt,” ungkapnya.
Dijelaskan, meski dapat menghasilkan tenaga listrik yang sangat besar, namun tidak sampai memutus sambungan listrik PLN. Karena sesuai ketentuan sebagai pelanggan PLN, maka harus disisakan 40 persen.
Diungkapkan, ada tiga gardu yang memasok listrik ke Ponpes Wali Barokah. Sejak operasinal PLTS, pembayaran rekening listrik setiap bulan turun sekitar Rp 50 juta – Rp 60 juta. “Sangat signifikan penurunannya,” jelasnya.
Pembangunan PLTS pada tahap awal biaya konstruksi mencapai Rp 3,1 miliar. Sedangkan bangunan instalasi PLTS mulai solar panel dan perangkatnya serta baterai mencapai Rp 7,1 miliar.
Sesuai garansi dari pembuat solar panel dari Jerman bakal mampu bertahan sampai 25 tahun. “Ada 40 baterai untuk menyimpan energi setara dengan 50.000 watt. Usia teknis baterai mencapai 5 tahun,” jelasnya.
Menurut Horisworo, penggunaan PLTS sekaligus menjadi upaya syiar agama, kalau di Ponpes Wali Barokah tidak hanya belajar ilmu akhirat, Al Quran dan hadis, tapi juga memanfaatkan teknologi baru yang kekinian. “Teknologi ini sangat ramah lingkungan,” tambahnya.
Untuk perawatan dan operasional melibatkan sekitar 12 personel yang rutin melakukan perawatan. “Dengan kondisi tarif PLN saat ini dengan investasi Rp 7 miliar sudah bakal balik modal dalam waktu sekitar 5 tahun,” ungkapnya.
Sejauh ini energi terbesar yang dipergunakan di lingkungan Ponpes Wali Barokah yang memiliki ribuan santri untuk mesin pompa, penerangan, lift dan peralatan IT di kantor dan rumah guru dan pengurus.
Pimpinan Ponpes Wali Barokah KH Sunarto menjelaskan, ide membangun PLTS supaya kebutuhan tenaga listrik di lingkungan pondok dapat terpenuhi sepanjang tahun.
“Namun terkadang listrik yang digunakan tidak memenuhi harapan. Sehingga kami berusaha mencari tenaga alternatif dan dianugerahi Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” jelasnya.
Dengan dibangunnya PLTS di Ponpes Wali Barokah keinginan ke depan ada upaya kemandirian untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
Selain itu Ponpes Wali Barokah Kota Kediri juga ingin berkontribusi lebih banyak untuk nusa dan bangsa. “Salah satunya mengurangi dampak negatif dari pemanasan bumi dan memanfaatkan tenaga surya sebagai pembangkit listrik” jelasnya.
Dijelaskan, dari operasional PLTS rata-rata telah dapat menghemat biaya listrik sekitar 40 persen. Setiap bulan sebelum ada PLTS biaya rekening listrik di kisaran Rp 150 juta per bulan. Setelah ada PLTS ada penghematan sekitar Rp 50 juta – Rp 60 juta per bulan.(didik mashudi)