Daerah

Pemkot Kediri Gelar Apel Sekolah Siaga Kependudukan, Bentuk Siswa Menjadi Generasi Berencana

KEDIRI – POROSNEWS.CO

Untuk menumbuhkan kepedulian terkait kependudukan kepada anak sejak dini, Pemkot Kediri melalui DP3AP2KB menggelar Apel Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) yang bertajuk Cegah Stunting Sedini Mungkin di Halaman SMPN 8 Kediri, Jumat (29/8/2025).

Apel diikuti Kepala Sekolah, guru, seluruh siswa dan dipimpin langsung oleh Kepala DP3AP2KB, Arief Cholisudin Yuswanto.

Dijelaskan Arief Cholisudin, Sekolah Siaga Kependudukan merupakan program dari Kemendukbangga / BKKBN yang menjadi jembatan penting antara pendidikan formal dan kesadaran akan pentingnya isu – isu kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. “Apel ini sebagai bentuk komitmen atau tonggak dimulainya kegiatan SSK di masing-masing sekolah,” jelasnya.

Sebagai wujud keseriusan dan komitmen dalam menyiapkan Sekolah Siaga Kependudukan ini, Pemkot Kediri telah menerbitkan SK Walikota Kediri bagi semua SMP Negeri se-Kota Kediri.

“Kita tidak hanya mengendalikan secara kualitas tapi kuantitasnya harus kita jaga. Saya berharap SMPN 8 dapat mengambil peran sebagai agen perubahan bagi siswa-siswanya dengan mengimplementasikan SSK dengan baik,” imbuhnya.

Ditambahkan Cholis, SSK nantinya akan diterapkan di semua jenjang pendidikan mulai PAUD, SD, SMP hingga SMA dengan materi yang berbeda.

Caranya dengan mengintegrasikan materi kependudukan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, bukan sebagai kurikulum atau mata pelajaran baru. SSK dapat juga berkolaborasi dengan program lainnya seperti Genre, PIK-R, pramuka, Gerakan Sekolah Sehat, Sekolah Ramah Anak, Sekolah Adiwiyata, dll.

“Ini membutuhkan kreatifitas, inovasi dari Bapak/Ibu guru untuk bisa menangkap isu-isu di luar materi pelajaran. Isu utama yang menjadi tantangan remaja saat ini adalah tentang pergaulan bebas, narkoba dan perkawinan anak usia dini, masalah bullying, stunting, dsb. Isu-isu tersebut jika dibiarkan akan menghambat pembangunan, padahal Indonesia akan memetik bonus demografi di tahun 2045 mendatang,” jelasnya.

Di akhir tahun nanti, DP3AP2KB akan melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi dengan melihat implementasi indikator di sekolah SSK.

“Nanti kita lihat di akhir tahun implementasi SSK seperti apa di masing-masing sekolah. Kita beri apresiasi kepada sekolah yang mampu mewujudkan SSK semaksimal mungkin,” terangnya.

Dengan hadirnya SSK ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi generasi muda untuk memahami dan siap menghadapi isu-isu kependudukan demi masa depan. Disamping itu juga membentuk siswa menjadi generasi berencana yang paham isu kependudukan, peduli terhadap masa depan, dan siap membina keluarga berkualitas.

Sementara Heri Setiawan, Kepala Sekolah SMPN 8 Kediri menyatakan siap mendukung program SSK. Program SSK bisa menambah pengetahuan dan melatih literasi siswa tentang kependudukan serta meningkatkan kepekaan siswa terhadap kondisi sekitarnya termasuk kependudukan.

Ia menambahkan, penerapan SSK di sekolahnya sedang dirintis, diawali dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang disisipkan di materi tentang SSK.

“Sebagai contoh implementasi SSK di mata pelajaran, misalnya pelajaran IPA bisa kita sisipi dengan program kesehatan reproduksi, stunting, atau materi yang berkaitan dengan SSK. Diharapkan siswa lebih memahami isu kependudukan dan lebih peduli serta bisa menjaga pergaulan dan bisa merencanakan masa depan lebih baik,” jelasnya.(dim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *