Posisi Bulan Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri, Terjaga dan Stabil.
KEDIRI – POROSNEWS.CO
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Juli 2024 tumbuh stabil
dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan
permodalan yang kuat.
Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, dalam rilis yang diterima porosnews.co, Rabu (11/9/2024), mengatakan, bahwa pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor
Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan
Pembiayaan serta peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor
Pasar Modal.
“Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen terus
diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan,”ucap Ismirani.
Menurutnya, data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif, baik dari sisi
penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK
Kediri posisi Juli 2024 tumbuh 6,63 persen (yoy) menjadi sebesar Rp84,60 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 62,47 persen dari total kredit.
“Perlambatan dalam pertumbuhan kredit dibandingkan Juli 2023 dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu kecenderungan menahan ekspansi bisnis di tengah kontestasi pemilu dan pilkada serentak tahun 2024. Meski demikian, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,36 persen,”terang Ismi.
Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri, lanjutnya, masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 26,43 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah,
kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 23,48 persen, Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 14,51 persen.
Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Juli 2024 tumbuh sebesar 7,12 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp103,93 triliun. Berdasarkan jenisnya, masih lanjut Ismi, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito
masing-masing sebesar 62,79 persen dan 26,27 persen.
“Selanjutnya, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 31,33 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai
tercermin dari cash ratio sebesar 13,23 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 92,32 persen,”tambahnya.
Sedangkan tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri, masih menurut Ismirani, terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor
Identification (SID) yang mencapai 20,01 persen (yoy) menjadi 548.885 SID.
Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 24,69 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat
sebesar 21,89 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 17,79
persen (yoy).
Nominal transaksi saham pada Juni 2024 (yoy) mengalami penurunan sebesar
11,32 persen (yoy). Meskipun demikian, pada periode yang sama, kepemilikan
saham mengalami peningkatan sebesar 16,43 persen (yoy).
“Kondisi tersebut disebabkan adanya tren penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di mana tercatat kinerja IHSG pada perdagangan Juni 2024 ditutup di level 7.063,58 atau menguat 6,03 persen, lebih tinggi dari pencapaian Juni 2023 yang berada di level 6.661,88,”jelasnya.
Sedangkan nilai outstanding piutang Perusahaan Pembiayaan posisi Juli 2024, lanjut Ismirani lagi, mencapai Rp6,68
triliun atau tumbuh sebesar 10,86 persen (yoy), diikuti dengan penurunan jumlah pembiayaan bermasalah dan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 4,84 persen pada Juli 2023, menjadi sebesar 4,07 persen.
“Nilai outstanding piutang Perusahaan Modal Ventura posisi Juli 2024 mencapai Rp273,84 miliar atau mengalami penurunan sebesar 16,26 persen (yoy), ini disebabkan adanya ketidakpastian kondisi ekonomi sehingga investor lebih selektif dalam menyalurkan pendanaan. Peningkatan piutang Perusahaan Modal Ventura diiringi
dengan penurunan rasio Non Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 13,99 persen pada Juli 2023, menjadi sebesar 13,78 persen,”katanya.
Pada sektor asuransi, masih menurut Ismirani, pendapatan premi sektor asuransi jiwa di wilayah kerja OJK Kediri selama Maret 2024 sebesar Rp223,78 miliar atau mengalami penurunan
sebesar 6,93 persen (yoy). Pada periode yang sama, pendapatan premi untuk asuransi umum mencapai Rp80,89 miliar atau menurun 9,74 persen (yoy).
Kemudian, lanjutnya lagi, total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri mengalami peningkatan pada posisi April 2024 sebesar 1,13 persen (yoy) atau mencapai Rp116,94 miliar. Namun di sisi lain, pembiayaan LKM tercatat mengalami penurunan sebesar 5,32 persen (yoy) menjadi sebesar Rp78,25 miliar yang
disebabkan adanya percepatan pembayaran angsuran pinjaman.
“Sampai dengan Juli 2024, terdapat 13 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK
Kediri, yang terdiri dari 8 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro),”imbuh Ismi.
Dijelaskan Ismi, sebagai upaya pelindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan Layanan
Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun
pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan.
“Sampai dengan Agustus 2024,
OJK Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 957 layanan
yang meliputi 518 surat pengaduan, 370 permintaan konsultasi dan informasi
melalui walk in, serta 69 melalui telepon,”ujarnya.
Tiga besar topik pengaduan yang disampaikan, menurut Ismirani, antara lain perihal
restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (246 pengaduan), data SLIK (184 pengaduan), dan Penolakan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat (127
pengaduan). Berdasarkan klasifikasi industri, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (62,59 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (19,12 persen). Sampai dengan Agustus 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 5.881 layanan.
“Sementara itu untuk mendukung peningkatan literasi keuangan di wilayah kerja OJK Kediri, selama bulan Agustus 2024 telah dilaksanakan beberapa kegiatan
terkait dengan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang melibatkan TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) dan stakeholder,”pungkasnya. (Tim).