Wamen Ekraf Bicara di Radio Masih Ada, Suarakan Ruang Bagi Generasi Muda Berkreasi
JAKARTA — POROSNEWS.CO
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar tampil sebagai narasumber dalam program Radio Masih Ada yang diinisiasi Kementerian Ekraf.
Pada acara itu Wamen Ekraf Irene menekankan bahwa radio masih ada dan perlu menjadi media yang penting untuk generasi muda.
“Banyak orang mengira radio sudah selesai, padahal justru sekarang adalah saat yang tepat untuk membuktikan sebaliknya. Radio masih hidup, masih didengarkan, dan masih relevan dari informasi lalu lintas, berita, sampai hiburan. Apalagi kalau internet mati total, kita pasti balik ke radio. Makanya, penting banget buat generasi muda sekarang tahu cara menyalakan dan menggunakan radio,” ucap Wamen Ekraf Irene dalam siaran yang bertajuk ‘Radio Masih Ada: Santai Siang Bersama Wamen Ekraf’, Senin (14 Juli 2025).
Program itu disiarkan langsung dari studio mini RRI di lobi Chubb Square, Thamrin Nine, Jakarta. Program ini sebelumnya diresmikan Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya bersama Direktur Utama LPP RRI Hendrasmo pada 7 Juli 2025.
Studio mini yang dibangun di berbagai gedung perkantoran, perguruan tinggi, dan ruang publik ini menjadi ruang partisipatif bagi masyarakat untuk merasakan langsung pengalaman dunia penyiaran.
Dalam siaran tersebut, Wamen Ekraf Irene juga berbagi pengalamannya sebagai mantan penyiar di Kiss FM. Wamen Ekraf juga menegaskan bahwa media ini adalah pendukung utama bagi banyak subsektor kreatif, mulai dari musik, periklanan, hingga konten edukatif berbasis audio.
“Radio adalah urat nadi yang senyap tapi kuat—ia memberi napas pada para musisi, pengisi suara, penulis naskah, hingga kreator komunitas. Di tengah banyaknya platform digital, radio tetap jadi jalur penting yang mengantar karya kepada publik,” kata Wamen Ekraf Irene.
Menurutnya, penyiaran memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai platform konten suara yang adaptif dan inklusif. Melalui inovasi format dan kolaborasi dengan komunitas, media ini dapat menjangkau lebih banyak kalangan, termasuk kreator muda yang kini menjadi fokus utama pembangunan ekosistem kreatif.
Kementerian Ekraf terus mendorong pemanfaatan media radio tidak hanya sebagai alat siar, tapi juga sebagai medium edukatif dan partisipatif yang mendekatkan publik dengan kebijakan serta semangat kolaborasi dalam ekonomi kreatif.
“Radio bisa jadi ruang bagi generasi muda untuk tampil, berekspresi, dan berkembang. Di tangan mereka, radio bukan hanya bertahan—tapi tumbuh dan bertransformasi menjadi the new engine of growth dalam peta industri kreatif Indonesia,” tegasnya.
Karena Radio bukan sekadar alat dengar. Ia adalah ruang dialog, ruang belajar, dan ruang tumbuh bersama.(dim)